Perang Dunia II
Thursday, October 08, 2009
Perang Dunia II, secara resmi mulai berkecamuk pada tanggal 1 September 1939 sampai tanggal 2 September 1945. Meskipun demikian ada yang berpendapat bahwa perang sebenarnya sudah dimulai lebih awal, yaitu pada tanggal 1 Maret 1937 ketika Jepang menduduki Manchuria. Sampai saat ini, perang ini adalah perang yang paling dahsyat pernah terjadi di muka bumi. Kurang lebih 50.000.000 (lima puluh juta) orang tewas dalam konflik ini
Umumnya dapat dikatakan bahwa peperangan dimulai padnda saat pendudukan Jerman di Polandia pada tanggal 1 September 1939, dan berakhir pada tanggal 14 Agustus 1945 pada saat Jepang menyerah kepada tentara Amerika Serikat. Secara resmi PD II berakhir ketika Jepang menaatangani dokumen Japanese Instrument of Surrender di atas kapal USS Missouri pada tanggal 2 September 1945, 6 tahun setelah perang dimulai.
Perang Dunia II mulai berkecamuk di Eropa dengan dimulainya serangan ke Polandia pada 1 September 1939 yang dilakukan oleh Hitler dengan gerak cepat yang dikenal dengan taktik Blitzkrieg, dengan memanfaatkan musim panas yang menyebabkan perbatasan sungai dan rawa-rawa di wilayah Polandia kering yang memudahkan gerak laju pasukan lapis baja Jerman serta mengerahkan ratusan pembom tukik yang terkenal Ju-87 Stuka. Polandia yang sebelumnya pernah menahan Uni Soviet di tahun 1920-an saat itu tidak memiliki kekuatan militer yang berarti. Kekurangan pasukan lapis baja, kekurangan persiapan pasukan garis belakang dan koordinasinya dan lemahnya Angkatan Udara Polandia menyebabkan Polandia sukar memberi perlawanan meskipun masih memiliki 100 pesawat tempur namun jumlah itu tidak berarti melawan Angkatan Udara Jerman "Luftwaffe". Perancis dan kerajaan Inggris menyatakan perang terhadap Jerman pada 3 September sebagai komitment mereka terhadap Polandia pada pakta pertahanan Maret 1939.
Setelah mengalami kehancuran disana sini oleh pasukan Nazi, tiba tiba Polandia dikejutkan oleh serangan Uni Soviet pada 17 September dari timur yang akhirnya bertemu dengan Pasukan Jerman dan mengadakan garis demarkasi sesuai persetujuan antara Menteri Luar Negeri keduanya, Ribentrop-Molotov. Akhirnya Polandia menyerah kepada Nazi Jerman setelah kota Warsawa dihancurkan, sementara sisa sisa pemimpin Polandia melarikan diri diantaranya ke Rumania. Sementara yang lain ditahan baik oleh Uni Soviet maupun Nazi. Tentara Polandia terakhir dikalahkan pada 6 Oktober.
Jatuhnya Polandia dan terlambatnya pasukan sekutu yang saat itu dimotori oleh Inggris dan Perancis yang saat itu dibawah komando Jenderal Gamelin dari Perancis membuat Sekutu akhirnya menyatakan perang terhadap Jerman. Namun juga menyebabkan jatuhnya kabinet Neville Chamberlain di Inggris yang digantikan oleh Winston Churchill. Ketika Hitler menyatakan perang terhadap Uni Soviet, Uni Soviet akhirnya membebaskan tawanan perang Polandia dan mempersenjatainya untuk melawan Jerman. Invasi ke Polandia ini juga mengawali praktek-praktek kejam Pasukan SS dibawah Heinrich Himmler terhadap orang orang Yahudi.
Perang Musim Dingin dimulai dengan invasi Finlandia oleh Uni Soviet, 30 November 1939. Pada awalnya Finlandia mampu menahan pasukan Uni Soviet meskipun pasukan Soviet memiliki jumlah besar serta dukungan dari armada udara dan lapis baja, karena Soviet banyak kehilangan jendral-jendral yang cakap akibat pembersihan yang dilakukan oleh Stalin pada saat memegang tampuk kekuasaan menggantikan Lenin. Finlandia memberikan perlawanan yang gigih yang dipimpin oleh Baron Carl Gustav von Mannerheim serta rakyat Finlandia yang tidak ingin dijajah. Bantuan senjata mengalir dari negara Barat terutama dari tetangganya Swedia yang memilih netral dalam peperangan itu. Pasukan Finlandia memanfaatkan musim dingin yang beku namun dapat bergerak lincah meskipun kekuatannya sedikit (kurang lebih 300.000 pasukan). Akhirnya Soviet mengerahkan serangan besar besaran dengan 3.000.000 tentara menyerbu Finlandia dan berhasil merebut kota-kota dan beberapa wilayah Finlandia. Sehingga memaksa Carl Gustav untuk mengadakan perjanjian perdamaian.
Ketika Hitler menyerang Rusia (Uni Soviet), Hitler juga memanfaatkan pejuang-pejuang Finlandia untuk melakukan serangan ke kota St. Petersburg.
Pada 7 Desember 1941, pesawat Jepang dikomandoi oleh Laksamana Madya Chuichi Nagumo melaksanakan serangan udara kejutan terhadap Pearl Harbor, pangkalan angkatan laut AS terbesar di Pasifik. Pasukan Jepang menghadapi perlawanan kecil dan menghancurkan pelabuhan tersebut. AS dengan segera mengumumkan perang terhadap Jepang.
Bersamaan dengan serangan terhadap Pearl Harbor, Jepang juga menyerang pangkalan udara AS di Filipina. Setelah serangan ini, Jepang menginvasi Filipina, dan juga koloni-koloni Inggris di Hong Kong, Malaya, Borneo dan Birma, dengan maksud selanjutnya menguasai ladang minyak Hindia Belanda. Seluruh wilayah ini dan daerah yang lebih luas lagi, jatuh ke tangan Jepang dalam waktu beberapa bulan saja. Markas Britania Raya di Singapura juga dikuasai, yang dianggap oleh Churchill sebagai salah satu kekalahan dalam sejarah yang paling memalukan bagi Britania.
Invasi Normandia, yang nama kodenya adalah Operasi Overlord, adalah sebuah operasi pendaratan yang dilakukan oleh pasukan Sekutu saat Perang Dunia II pada tanggal 6 Juni 1944. Hingga kini Invasi Normandia merupakan invasi laut terbesar dalam sejarah, dengan hampir tiga juta tentara menyeberangi Selat Inggris dari Inggris ke Perancis yang diduduki oleh tentara Nazi Jerman.Mayoritas satuan tempur pada serangan ini adalah pasukan Amerika Serikat, Britania Raya, dan Kanada. Pasukan Kemerdekaan Perancis dan pasukan Polandia ikut bertempur setelah fase pendaratan. Selain itu, pasukan dari Belgia, Cekoslowakia, Yunani, Belanda, dan Norwegia juga turut serta.[4]
Invasi Normandia dibuka dengan pendaratan parasut dan glider pada dini hari, serangan udara dan artileri laut, dan pendaratan amfibi pagi hari, pada 6 Juni, D-Day. Pertempuran untuk menguasai Normandia berlanjut selama lebih dari dua bulan, dengan kampanye untuk menembus garis pertahanan Jerman dan menyebar dari pantai yang sudah dikuasai Sekutu. Invasi ini berakhir dengan dibebaskannya Paris, dan jatuhnya kantong Falaise pada akhir Agustus 1944.[5]
Persiapan
Persiapan sekutu
Setelah invasi Jerman terhadap Uni Soviet (Operasi Barbarossa), Sovietlah yang melakukan mayoritas pertempuran menghadapi Jerman di Eropa. Presiden Franklin D. Roosevelt dan Perdana Menteri Winston Churchill pada tahun 1942 menyatakan bahwa Amerika Serikat dan Britania Raya siap membuka "front kedua" di Eropa untuk membantu Uni Soviet menghadapi Jerman, pernyataan ini dinyatakan lagi pada musim semi tahun 1943.Britania Raya, di bawah Winston Churchill, ingin menghindari serangan langsung seperti pada Perang Dunia I yang pasti akan menyebabkan banyak korban. Mereka juga lebih menyukai menggunakan taktik terselubung dengan membantu para pemberontak yang diduduki Jerman, lalu melakukan serangan dari Mediterania, ke Wina, lalu memasuki Jerman dari selatan. Cara seperti ini juga dianggap dapat membatasi masuknnya Soviet ke Eropa.
Namun Amerika Serikat menganggap bahwa cara paling optimal adalah serangan langsung dari markas Sekutu yang paling dekat dan besar. Mereka sangat menginginkan metode ini, dan menyatakan bahwa hanya cara inilah yang akan mereka dukung dalam jangka panjang. Dua proposal awal direncanakan: Operasi Sledgehammer, yang merupakan invasi untuk tahun 1942, dan Operasi Roundup, yaitu invasi lebih besar pada tahun 1943. Proposal yang kedua diterima, lalu diganti namanya menjadi Operasi Overlord dan ditunda sampai 1944.
Sekitar 6.900 kendaraan laut, termasuk 4.100 kendaraan pendarat, digunakan untuk invasi ini, dipimpin oleh Admiral Bertram Ramsay. Kemudian 12.000 pesawat terbang, termasuk 1.000 pesawat pembawa penerjun payung, berada di bawah Marsekal Udara Trafford Leigh-Mallory. 10.000 ton bom akan dijatuhkan ke pertahanan Jerman, dan pesawat-pesawat ini akan melakukan 14.000 misi serangan.
Peralatan khusus
Untuk melancarkan jalannya invasi ini, Sekutu mengembangkan banyak peralatan khusus. Mayor-Jenderal Percy Hobart ditugaskan untuk mengetuai pengembangan kendaraan lapis baja khusus. Kendaraan-kendaraan ini, yang dijuluki Hobart’s Funnies, antara lain tank yang bisa berenang Sherman Duplex Drive, tank pembersih ranjau, tank pembuat jembatan, tank pembuat jalanan, dan tank khusus untuk menghancurkan gedung beton. Pengetesan kendaraan-kendaraan ini dilakukan di Kirkham Priory di Yorkshire, Inggris.Selain kendaraan lapis baja, dibuat juga dua pelabuhan buatan Mulberry Harbour agar bisa mendatangkan persediaan secara cepat, ditambah dengan tidak adanya pelabuhan laut dalam di lokasi pendaratan. Untuk mengirimkan bahan bakar dari Inggris, Sekutu menjalankan Operasi PLUTO (Pipe Line Under The Ocean), yaitu jalur pipa bawah laut.
Persiapan Jerman
Pada tahun 1942 dan 1943, Jerman menganggap bahwa kemungkinan serangan Sekutu dari barat sangat kecil. Persiapan menghadapi invasi hanya berupa pembangunan fortifikasi yang melindungi pelabuhan-pelabuhan utama oleh Organisasi Todt.Pada akhir 1943, berkumpulnya kekuatan Sekutu di Inggris menyebabkan Komandan Bagian Barat Jerman, Marsekal Medan Gerd von Rundstedt, untuk meminta tambahan pasukan. Pasukan yang dimiliki sebelumnya hanya merupakan formasi statik saja, tanpa alat-alat transportasi dan peralatan dukungan. Selain itu pasukan itu terdiri dari tentara yang tidak sempurna secara fisik (misalnya orang-orang yang kehilangan jarinya oleh dinginnya Front Timur), atau merupakan wajib militer Polandia dan negara non-Jerman lainnya.
Selain tambahan pasukan, von Rundstedt mendapatkan anak buah baru, Marsekal Medan Erwin Rommel. Rommel awalnya hanya ditugaskan untuk memeriksa Tembok Atlantik, namun kemudian meminta untuk diberi tugas memimpin pasukan pertahanan Perancis utara, Belgia, dan Belanda. Permintaan ini dipenuhi dan pasukan yang dipimpinnya digabungkan dalam Grup B Angkatan Darat pada Februari 1944.
Pendaratan
Pendaratan udara
Pendaratan udara dilakukan untuk merebut posisi-posisi kunci, dengan tujuan memblokir serangan balik Jerman, mengamankan bagian samping pendaratan laut, dan melancarkan pergerakan pasukan laut dari pantai. Divisi Lintas Udara Amerika Serikat ke-82 dan 101 ditugaskan untuk mengamankan samping barat, dan Divisi Lintas Udara ke-6 Britania Raya ditugaskan ke samping timur.Pendaratan udara Britania Raya
Objektif taktis Divisi Lintas Udara ke-6 Britania Raya adalah merebut jembatan-jembatan penyebrangan di Bénouville-Ranville, bertahan menghadapi serangan balik Jerman, menghancurkan meriam artileri di Merville yang menembak ke Pantai Sword, dan menghancurkan lima jembatan di Sungai Dives.
Pendaratan udara Amerika Serikat
Pendaratan udara Amerika Serikat dilakukan oleh Divisi Lintas Udara ke-82 (Operasi Detroit) dan 101 (Operasi Chicago). Pada saat pendaratan, para penerjun payung tersesat dan tidak dapat berkumpul dengan baik. Ini dikarenakan oleh lokasi pendaratan yang tidak ditandai, cuaca yang buruk, dan medan yang sulit. Setelah 24 jam, hanya 2.500 dari 6.000 anggota Divisi Lintas Udara 101 yang telah bergabung kembali. Tetapi, tersebarnya pasukan penerjun payung Amerika Serikat membantu membingungkan tentara Jerman.Pada pagi hari tanggal 6 Juni, Divisi Lintas Udara ke-82 berhasil merebut Sainte-Mère-Église, kota pertama yang direbut pada invasi ini.
Pantai Sword
- Artikel utama untuk bagian ini adalahPantai Sword
Pada Pantai Sword, infanteri Britania Raya berhasil mendarat dengan sedikit korban. Pada akhir hari itu, mereka berhasil maju sejauh delapan kilometer, tetapi gagal mendapatkan target ambisius Montgomery, khususnya Caen yang merupakan objektif utama, yang tetap dikuasai Jerman sampai akhir D-Day.
Pantai Juno
Pantai Gold
- Artikel utama untuk bagian ini adalah: Pantai Gold
Pantai Omaha
Di bagian timur, 27 dari 32 tank Sherman DD tidak sampai ke pantai. Di bagian Barat, tank DD berhasil mendarat namun banyak yang hancur oleh artileri Jerman. Data resmi mengatakan bahwa "10 menit setelah mendarat, kompi [pemimpin] menjadi tidak berfungsi, tanpa komandan, dan hampir sama sekali tidak bisa bertempur. Setiap perwira dan sersan telah tewas atau terluka [...] Ini berubah menjadi perjuangan untuk bertahan dan penyelamatan". Korban pada Pantai Omaha sampai 2.400 orang pada jam-jam pertama. Beberapa komandan sempat ingin mundur dari pantai itu, tetapi beberapa satuan kecil membentuk tim-tim ad hoc yang akhirnya berhasil menguasai pantai dan maju masuk ke daratan.
Pointe du Hoc
Pantai Utah
Setelah pendaratan
Setelah pantai dikuasai, dua pelabuhan buatan Mulberry Harbour diderek melalui Selat Inggris dan selesai dirakit pada D+3 (9 Juni). Satu dibuat di Arromanches oleh pasukan Britania Raya, dan satu lagi di Pantai Omaha oleh Amerika Serikat. Pada tanggal 19 Juni sebuah badai menunda kegiatan pengiriman persediaan dan menghancurkan pelabuhan buatan di Pantai Omaha. Ketika itu, Britania Raya sudah mendaratkan 314.547 orang, 54.000 kendaraan, dan 102.000 ton persediaan. Sementara Amerika Serikat telah mendaratkan 314.504 orang, 41.000 kendaraan, dan 116.000 ton persediaan.[7]Cherbourg
Caen
Menembus garis pantai
Montgomery lalu melanjutkan serangan di bagian barat dengan bergerak ke selatan, kemudian divisi-divisi lapis baja Britania Raya dibuat ikut maju ke selatan bersama dengan Third Army Amerika Serikat pada Operasi Bluecoat, 30 Juli sampai 7 Agustus. Serangan ini berhasil membuat Jerman terpaksa mengalihkan pasukan ke arah barat, yang kemudian ditindak-lanjuti oleh Britania Raya dan Kanada yang maju dari Caen pada Operasi Totalize, 7 Agustus.
Kantong Falaise
Paris berhasil direbut tak lama kemudian. Pemberontak Perancis berdiri menghadapi Jerman pada 19 Agustus, dan Divisi Lapis Baja ke-2 Perancis yang dipimpin Jenderal Jacques Leclerc, bersama dengan Divisi Infanteri ke-4 Amerika Serikat menerima penyerahan pasukan Jerman di Paris pada 25 Agustus.
Penutupan invasi
Kampanye Normandia menurut beberapa sejarawan berakhir pada tengah malam 24-25 Juli 1944, yaitu pada awal Operasi Kobra, atau pada tanggal 25 Juli, dengan direbutnya Sungai Seine. Rencana awal Operasi Overlord memperkirakan kampanye sepanjang 90 hari di Normandia, dengan tujuan akhir mencapai Sungai Seine; target ini tercapai dengan lebih cepat. Pihak Amerika Serikat berhasil mencapai target mereka lebih awal dengan penembusan besar pada Operasi Kobra.Kemenangan Sekutu di Normandia kemudian dilanjuti dengan usaha untuk menguasai perbatasan Perancis, dan Jerman terpaksa mengirim pasukan dan sumber daya dari Front Timur dan Italia untuk membantu pasukan mereka di front baru ini.
Rujukan
- ^ Zetterling: "Pada 25 Juli terdapat sebanyak 812.000 tentara AS dan 640.000 tentara Britania di Normandia."
- ^ Zetterling: "Ketika Operasi Kobra diluncurkan, pihak Jerman telah mendatangkan sekitar 410.000 pasukannya yang terbagi dalam unit pejuang divisi maupun non-divisi. Jika dikalikan dengan 1,19 maka hasilnya adalah sekitar 490.000 tentara. Walaupun begitu, hingga 23 Juli korban tewas hanya berjumlah 116.863, sementara hanya 10.078 tentara pengganti yang telah tiba."
- ^ Amerika Serikat: 29.000 tewas, 106.000 terluka atau hilang;
Britania Raya: 11.000 tewas, 54.000 terluka atau hilang;
Kanada: 5.000 tewas; 13.000 terluka atau hilang;
Perancis: 12.200 warga sipil terluka atau hilang - ^ Williams, Jeffery. The Long Left Flank.
- ^ Hastings, Max. Overlord.
- ^ Stacey, C.P. Official History of the Canadian Army in the Second World War. Volume III: The Victory Campaign
- ^ United States Army in World War II: European Theater of Operations. The Supreme Command, Forrest C. Pogue, CMH Publication 7-1, Office of the chief of military history, Department of the Army, Washington D.C., U.S.A. (1954)
Referensi
- Overlord, D-Day, June 6, 1944, Max Hastings, 1984
- The Longest Day, Cornelius Ryan, Simon & Schuster 2nd ed., 1959, ISBN 0-671-20814-4
- D-Day, Warren Tute, John Costello, Terry Hughes, Pan Books Ltd, 1975
- Normandy 1944, Allied Landings and Breakout; Osprey Campaign Series #1; Stephen Badsey, Osprey Publishing, 1990
- Normandy 1944, German Military Organisation, Combat Power and Organizational Effectiveness; Niklas Zetterling, J.J. Fedorowicz Publishing Inc., 2000, ISBN 0-921991-56-8.
- D-Day: The Invasion of Normandy, June 6, 1944, Michael J. Varhola, Savas, 2001.
- Operation Cobra 1944, Breakout from Normandy; Osprey Campaign Series #88; Steven J. Zaloga, Osprey Publishing, 2001
- D-Day 1944 (3), Sword Beach & the British Airborne Landings; Osprey Campaign Series #105; Ken Ford, Osprey Publishing, 2002
- D-Day 1944 (4), Gold & Juno Beaches; Osprey Campaign Series #112; Ken Ford, Osprey Publishing, 2002
- D-Day 1944 (1), Omaha Beach; Osprey Campaign Series #100, Steven J. Zaloga, Osprey Publishing, 2003
- D-Day 1944 (2), Utah Beach & the US Airborne Landings; Osprey Campaign Series #104, Steven J. Zaloga, Osprey Publishing, 2004
- Morning: Normandy Invasion (June–August 1944), episode 17 of BBC series The World at War (1974)
- Montgomery, Bernard Law, Nigel Hamilton, Oxford Dictionary of National Biography O.U.P. (2004)
0
comments
Subscribe to:
Post Comments (Atom)